I Wayan Sudhana
Divisi Ginjal Dan Hipertensi, Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : E-Jurnal Medika Udayana

Diagnosis cepat infeksi saluran kemih dengan menghitung jumlah leukosituria pada urinalisis metode flowcytometry sysmex UX-2000 dengan baku emas kultur urin di RSUP Sanglah Denpasar Fernanda Savitri Mega Pratistha; I Wayan Sudhana; I Wayan Losen Adnyana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 7 No 5 (2018): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.581 KB)

Abstract

Urinary Tract Infection (UTI) is a bacterial infection of the urinary tract, one of the most common infectious diseases in developing countries. UTI menempati peringkat kedua, after surgical wound infection as a nosocomial infection. Urine culture is a gold standard that is often used to confirming the UTI diagnosis, but has some limitation that is expensive and time consuming to get results. The urine analyzer by flowcytometry method can be used because it is more practical and faster to diagnosed UTI. The aim of the study is to determine the sensitivity, specificity, and accuracy on the automatic urine analyzer by flowcytometry of Sysmex UX-2000. This study is a diagnostic test. Data used in this study is patient who is diagnosed UTI clinically in Sanglah Central Hospital from 2016 until 2017. Subject of the study were 100 people with aged 2 years till up to 65 years. The statistical analysis computer program SPSS.23 and ROC curve to get the most optimal cut off point for leukocytes count then calculated sensitivity, specificity, positif predictive value, negative predictive value and accuracy. Based on Receiver operating characteristic (ROC) curve analysis showed an area under the curve (AUC) for leukocytes count is 0.846 and applying cut off point ?52.8/mL has a sensitivity 82,3%, specificity 76,3%, positive predictive value 85% negative predictive value 72.5% and accuracy 80%. Automatic Urine Analyzer by Flowcytometry Method has high Sensitivity, Specificity, and Accuracy so that it can be applied to help diagnosed UTI. Keywords: Urinary Tract Infection, flowcytometry urine analyzer, Urine Culture
GAMBARAN KEBIASAAN MEROKOK DAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DEWASA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKUTATAN I TAHUN 2013 I Putu Arya Narayana; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.274 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal. Hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah kebiasaan merokok. Hasil pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan tahun 2012 di Puskesmas Pekutatan I menunjukkan bahwa terdapat 1.213 kunjungan hipertensi dan menempati peringkat ke-2 pada sepuluh besar penyakit tahun 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi pada masyarakat dewasa di wilayah kerja Puskesmas Pekutatan I. Penelitian ini merupakan suatu studi deskriptif cross-sectional, dengan jumlah sampel 70 responden yang terdiri dari penduduk yang berumur 25 tahun ke atas dan berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Pekutatan I. Data diperoleh dengan metode wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, dan pengukuran tekanan darah. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu dari karakteristik demografis, responden laki-laki (60%) lebih banyak dari perempuan, sebagian responden berumur 45 – 64 tahun (50%), sebagian besar beralamat di Dusun Pasar, Desa Pekutatan (42,9%), serta responden paling banyak digolongkan tidak bekerja (28,6%). Berdasarkan status hipertensi, 35,7% responden menderita hipertensi. Berdasarkan kebiasaan merokok, 32,9% responden memiliki kebiasaan merokok, dimana sebagian besar mulai merokok pada umur 20 – 29 tahun (52,2%), sebagian besar menghisap rokok dengan filter (60,9%), dan rata-rata menghisap 7 batang rokok per hari. 52,2% responden yang merokok menderita hipertensi. Responden dengan kebiasaan merokok memiliki kecenderungan menderita hipertensi.      
PREVALENSI PENYAKIT HIPERTENSI PADA USIA DEWASA MUDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ABANG I PERIODE JANUARI 2014 Nyoman i Dianita Candradew; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 10(2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.251 KB)

Abstract

Dari data epidemiologi, insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, dimana kebanyakan hipertensi terjadi pada usia diatas 60 tahun. Individu yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg (Madhura, 2009). Pada Puskesmas Abang I angka kejadian hipertensi terbanyak terdapat pada usia diatas 60 tahun, namun pada beberapa tahun belakangan terjadi peningkatan tren angka kejadian hipertensi pada usia antara 30 sampai dengan 60 tahun. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan penelitian ilmiah untuk mengetahui angka prevalensi penyakit hipertensi pada penduduk usia dewasa muda di wilayah kerja Puskesmas Abang I sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam penyusunan program penyuluhan maupun kebijakan dalam pencegahan dan penanganan hipertensi. Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Abang I, Kabupaten Karangasem. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 27 Januari sampai 1 Februari 2014. Penelitian ini merupakan studi penelitian deskriptif kuantitatif untuk mengetahui prevalensi hipertensi berdasarkan kelompok usia dewasa muda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa prevalensi hipertensi pada sampel sebesar 6 penderita atau 13.3% dari 45 sampel. Peneliti melihat adanya kecenderungan peningkatan tekanan darah terhadap jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan yang rendah dan tidak adanya pekerjaan.  
A CASE OF RENAL DISEASE IN HIV INFECTED PATIENT Ni Made Vina Septiani; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 2 no 11 (2013):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.818 KB)

Abstract

Kidney diseases in human immunodeficiency virus (HIV) infected patients has been been fourth leading cause of death after sepsis, pneumonia, and liver disease. HIV-associated nephropathy (HIVAN) is the most common. We report a case, a male patient, 48 years, who experienced shortness of breath, cough and intermittent fever and has been reported as HIV positive, without previous antiretroviral treatment and last CD4+ count is 89 cells/mm3. There are elevated BUN and SC from day to day during treatment and proteinuria +2 as a sign of kidney disease with normal blood pressure and there was no edema. Patients given an antibiotic and ACE inhibitors as antiproteinuria. Patients with suspicion of HIVAN in this case can progress very rapidly and causes progressive decline in renal function. Prognosis of patients with HIVAN if not handled properly will develop end stage renal disease (ESRD) in 1-4 months and had a mortality rate 4.7 times higher than HIV patients without renal impairment.
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PETANG II, KABUPATEN BADUNG PERIODE JULI – AGUSTUS 2013 I Putu Bayu Triguna; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 6(2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.448 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga dapat menyebabkan kerusakan lebih berat. Salah satu faktor risiko yang meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas adalah ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Ketidakpatuhan menjadi masalah universal, yang dilaporkan menjadi salah satu penyebab utama hipertensi yang sulit disembuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II pada periode juli – agustus 2013. Penelitian ini menggunakan metode studi potong-lintang dan pemilihan sampel dipih secara non random sampling. Data diperoleh dengan metode wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dan pengukuran darah dari pasien hipertensi yang kontrol ke Puskesmas Petang II dan dilakukan kunjungan secara langsung ke rumah warga. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisa univariat dan bivariat, kemudian disajikan dalam bentuk tabel naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang tidak patuh minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II sejumlah 85.6%. Didapatkan responden dengan kelompok umur ? 60 tahun, jarak rumah dari puskesmas > 5 km serta responden yang menderita hipertensi < 5 tahun yang paling tidak patuh minum obat antihipertensi. Selain itu, responden yang berpendapatan di bawah upah minimum regional Kabupaten Badung serta responden yang mengambil obat lebih dari satu jenis juga didapatkan malas minum obat antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah. Dari segi pekerjaan, petani atau bukan sama-sama didapatkan tidak patuh minum obat antihipertensi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa persentase ketidakpatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II cukup tinggi karena kendala yang dihadapi responden sehingga tidak patuh minum obat antihipertensi adalah akibat ekonomi yang rendah, jarak yang jauh, > 5 km dari rumah ke puskesmas dan sarana transportasi yang terbatas.  
GAMBARAN PREVALENSI DAN FAKTOR RESIKO HIPERTENSI PADA PENDUDUK USIA PRODUKTIF DI DESA RENDANG, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM PERIODE OKTOBER TAHUN 2013 Luh Putu Previyanti Dharma Putri; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 1 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.104 KB)

Abstract

Di wilayah kerja Puskesmas Rendang dalam beberapa tahun belakangan hipertensi selalu masuk dalam jajaran sepuluh penyakit terbanyak dengan jumlah kasus pada bulan Januari hingga Agustus 2013 sebesar 1070 kasus (3.60%) dimana 586 kasus (54,8%) merupakan hipertensi pada penduduk usia produktif. Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD), 50% dari penyakit jantung disebabkan oleh hipertensi dan angka kematian akibat penyakit jantung meningkat mencapai 46% pada orang dengan hipertensi. Faktor resiko hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor resiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat di modifikasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi berdasarkan gaya hidup pada populasi penduduk yang berusia 20 tahun hingga 64 tahun di Dusun Abuan, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem pada bulan Oktober 2013. Pada penelitian ini, jumlah responden terbanyak adalah penduduk usia 40-60 tahun (51,0%), berjenis kelamin perempuan (51,0%), mengkonsumsi buah-buahan (69,0%), mengkonsumsi sayur (98,1%), tidak melakukan aktivitas fisik (63,7%), mengkonsumsi kopi (90,9%), dan tidak obesitas (85,5%). Simpulan penelitian ini adalah kejadian hipertensi terbanyak terdapat pada responden berjenis kelamin laki-laki (44,5%), kelompok umur 35-49 tahun (50,0%), yang tidak mengkonsumsi buah (47,1%), pada yang mengkonsumsi sayur dalam kategori cukup (39,4%), pada yang mengkonsumsi kopi (38,0%), pada yang obesitas (37,5%), dan pada responden yang melakukan aktivitas fisik (45,0%).  
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA DENGAN NORMOTENSI DAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIANYAR I PERIODE BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 Putri Rossyana Dewi; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 3 no 9 (2014):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.144 KB)

Abstract

Hipertensi menjadi salah satu fokus perhatian kesehatan di dunia, terutama di negara berkembang dan merupakan penyebab kesakitan serta kematian yang tinggi di seluruh dunia. Peningkatan jumlah penderita hipertensi terutama pada lansia dengan segala masalah biopsikososial yang ditimbulkan telah berakibat pada penurunan kualitas hidup penderitanya. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptif untuk melihat gambaran kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi dan normotensi di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar bulan November tahun 2013. Pada penelitian ini, jumlah responden terbanyak adalah lansia kelompok lanjut usia (62.1%), jenis kelamin perempuan (65.5%), tingkat pendidikan tidak tamat SD atau tidak sekolah (53.4%), tidak bekerja atau pensiunan (70.7%), pendamping hidup (suami/istri) masih ada (74.1%), dan mempunyai riwayat penyakit kronis selain hipertensi (53.4%). Untuk riwayat tekanan darah, yang normal dan hipertensi dalam jumlah sama. Prevalensi status tekanan darah tinggi pada lansia sebesar 51.7%. Kualitas kesehatan fisik lansia buruk (62.1%), kualitas psikologis buruk (70.4%), kualitas personal sosial baik (51.7%), dan kualitas lingkungan baik (60.3%).Kualitas hidup lansia secara umum baik pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (56.7%). Kualitas kesehatan fisik buruk pada normotensi (57.1%), buruk pada hipertensi (66.7%). Kualitas psikologis buruk pada normotensi (67.9%), buruk pada hipertensi (73.3%). Kualitas personal sosial baik dan buruk dalam jumlah sama pada normotensi (50.0%), baik pada hipertensi (53.3%). Kualitas lingkungan baik pada normotensi (57.1%), baik pada hipertensi (63.3%). Kesimpulan dalam penelitian ini ada kualitas hidup lansia hipertensi lebih buruk dibandingkan lansia normotensi.  
PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI DESA SIDEMEN, KECAMATAN SIDEMEN, KARANGASEM PERIODE JUNI-JULI 2014 Pande Putu Adnyani; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 3 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.165 KB)

Abstract

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri persisten sebesar 140/90 mmHg atau lebih baik sistol maupun diastol pada umur 18 tahun atau lebih. Hipertensi merupakan penyebab dari 4,5% beban penyakit dunia baik di negara berkembang, maupun di negara maju. Berbagai faktor risiko telah dihubungkan dengan terjadinya hipertensi. Penelitian ini menggunakan rancangan studi prevalensi potong lintang untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko kejadian hipertensi pada masyarakat Desa Sidemen, Kecamatan Sidemen, Karangasem periode Juni-Juli 2014. Prevalensi hipertensi di Desa Sidemen yaitu sebanyak 40 orang (27,4%) dengan 26 responden (65,0%) hipertensi derajat 1 dan 14 responden (35,0%) hipertensi derajat 2. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi, didapatkan prevalensi hipertensi paling banyak pada rentang umur 50 sampai dengan 79 tahun yaitu 21,3%, pada responden yang tidak bersekolah dan tamat SD yaitu 19,2%, pada 30 responden (20,5%) yang tidak memiliki riwayat keluarga hipertensi, 10 responden (6,8%) yang memiliki riwayat keluarga hipertensi, 22 responden (15,1%) yang memiliki riwayat merokok, 18 responden (12,3%) yang tidak memiliki riwayat merokok, 9 responden (6,2%) yang memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol, 31 responden (21,2%) yang tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol, 4 responden (2,7%) dengan BMI underweight, 7 responden (4,8%) dengan BMI normal, 29 responden (19,9%) dengan BMI overweight dan obese, 4 responden (2,7%) dengan lingkar pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada perempuan dan 36 responden (24,7%) dengan lingkar pinggang ?90 cm pada laki-laki dan ?80 cm pada perempuan. Dari semua faktor risiko, yang menunjukkan korelasi signifikan yaitu tingkat pendidikan, riwayat merokok, BMI dan waist circumference.  
GAMBARAN POLA MAKAN TERHADAP TINGKAT GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGASEM I I Putu Bagus Muliartha; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana vol 4 no 2 (2015):e-jurnal medika udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.562 KB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas yang tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau ketidakefektifan tubuh dalam menggunakan insulin. Salah satu faktor risiko dari diabetes melitus adalah gaya atau pola hidup yang tidak sehat, salah satunya pola makan. Hal inilah yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan diabetes melitus. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang deskriptif untuk untuk mengetahui gambaran pola makan terhadap tingkat glukosa darah pada penderita diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Karangasem I. Responden yang mengkonsumsi makanan pokok tiga kali sehari memiliki tingkat glukosa darah terkontrol (56,1%), sedangkan yang mengkonsumsi makanan pokok dua kali sehari memiliki tingkat glukosa darah terkontrol (57,1%). Responden yang selalu mengkonsumsi lauk hewani memiliki tingkat glukosa darah terkontrol (56,8%), dan yang kadang-kadang mengkonsumsi lauk hewani (58,8%). Sedangkan yang tidak pernah mengkonsumsi lauk hewani memiliki glukosa darah terkontrol (0%). Responden yang selalu mengkonsumsi lauk nabati memiliki tingkat glukosa darah yang terkontrol (62,8%), dan yang kadang-kadang mengkonsumsi  lauk nabati (40,0%). Responden yang selalu mengkonsumsi sayur dan buah memiliki tingkat glukosa darah yang terkontrol (64,4%), dan yang kadang-kadang mengkonsumsi sayur dan buah (20%). Responden yang selalu mengkonsumsi cemilan memiliki tingkat glukosa darah yang terkontrol (59,1%), yang kadang-kadang mengkonsumsi cemilan (57,1%), dan yang jarang mengkonsumsi cemilan (40,0%).        
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN OBESITAS REMAJA PADA SISWA-SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI DENPASAR Nyoman Arya Shridewi Abhigamika; Wayan Losen Adnyana; I Wayan Sudhana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.722 KB)

Abstract

Obesitas merupakan suatu kondisi penumpukan lemak yang abnormal atau berlebih yangmengganggu kesehatan. Prevalensi kegemukan pada anak-anak di Indonesia menurut data RisetKesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 di berbagai rentang usia terbilang masih tinggiterutama saat usia remaja (usia 10-19 tahun) yang dapat disebabkan oleh interaksi kompleksdari banyak faktor seperti genetik, pola makan, aktivitas fisik, status sosial-ekonomi, sertalingkungan. Secara sederhana, obesitas dapat diukur dengan menghitung Indeks Massa Tubuh(IMT) maupun mengukur lingkar pinggang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan antara pola makan dengan obesitas remaja pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas(SMA) di Denpasar. Penelitian ini menggunakan studi observasional analitik potong lintangdengan sampel sebanyak 100 siswa SMA di Denpasar yang dipilih menggunakan teknikpurposive sampling. Variabel bebas penelitian ini meliputi kualitas makanan, kuantitasmakanan, dan intensitas makan. Data yang diperoleh adalah data primer dengan pengumpulandata menggunakan media kuesioner 24 hour recall serta mengukur berat badan, tinggi badan,dan lingkar pinggang sampel. Pengambilan data dilakukan sejak bulan Agustus-Oktober 2015 diSMAN 8 Denpasar, SMAN 3 Denpasar, SMAK Santo Yoseph Denpasar, dan SMAN 2Denpasar. Penelitian ini menghitung nilai Chi-square hitung lalu membandingkan dengan nilaiChi-square tabel, koefisien korelasi (r), determination coefficient (R2), dan nilai contingencycoefficient (C) dari masing-masing variabel bebas. Pada penelitian ini didapatkan hasil nilaiChi-square hitung seluruh variabel bebas lebih kecil daripada nilai Chi-square tabel yangmenunjukkan adanya hubungan ketiga variabel bebas terhadap obesitas remaja di Denpasar.Variabel kualitas makanan memiliki r = 0,063, R2 = 0,39%, dan C = 1,74%. Variabel kuantitasmakanan memiliki r = 0,068, R2 = 0,46%, dan C = 1,4%. Variabel intensitas makan memiliki r =0,068, R2 = 0,46%, dan C = 1,27%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwavariabel kualitas makanan, kuantitas makanan, dan intensitas makan memiliki hubungan dengankejadian obesitas remaja dan hubungan tersebut searah meskipun dengan tingkat keyakinanyang kecil. Tingkat keyakinan yang kecil tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat faktorlain yang turut mempengaruhi obesitas pada remaja selain pola makan yang tidak diteliti padastudi ini. Kata kunci : Pola Makan, Obesitas, Remaja